Blogger Widgets

Jumat, 20 September 2013



Pengen berwisata di Nias??
Teluk Dalam adalah ibu kota Kabupaten Nias Selatan. Transportasi ke daerah ini sudah bisa dijangkau dengan mudah. Nias Selatan terdiri dari 104 gugusan pulau besar dan kecil. Letak pulau- pulau itu memanjang sejajar Pulau Sumatera. Pulau-pulau tersebut memiliki panjang sekitar 60 kilometer dan lebar 40 kilometer. Terdapat empat pulau besar, yakni Pulau Tanah Bala (39,67 km2) Pulau Tanah Masa (32,16 km2), Pulau Tello (18 km2), dan Pulau Pini (24,36 km2). Tidak seluruh pulau berpenghuni, karena masyarakatnya tersebar di 21 pulau dalam delapan kecamatan.


Sebagai daerah kepulauan, masyarakat bergantung kapal laut. Iklim Di Nias dipengaruhi Samudra Hindia. Jika ombak tenang, kapal yang menghubungkan Teluk Dalam dengan Pulau Tello, bisa berlayar 2-3 kali seminggu. Biasanya sekitar bulan September sampai November frekuensi pelayaran sekali seminggu, bahkan sering tidak ada pelayaran sama sekali, karena di bulan-bulan tersebut curah hujan sangat tinggi, dibarengi badai besar. Pada bulan Agustus, kadang badai sudah mulai datang, sebab cuaca di wilayah ini bisa berubah secara mendadak.

Perubahan cuaca yang drastis sering mengubah jadwal penerbangan dari lapangan terbang perintis di Pulau Tello. Bukan hal aneh bila penerbangan terpaksa dibatalkan karena kondisi cuaca yang buruk.

Potensi wisata didaerah Nias terletak pada jalur yang disebut Segitiga Emas Industri Pariwisata Nias Selatan, yakni Kecamatan Lolowa’u, Gomo (Susua) dan pulau-pulau Batu. Porosnya adalah Omo Hada, di mana terdapat rumah tradisional di Desa Bawomataluo dan di kecamatan SUSUA, Kabupaten Nias Selatan tempat saya tumbuh besar.

Berada di Desa Bawomataluo seakan anda terlempar ke masa silam. Deretan rumah tradisional terbuat dari kayu dengan arsitektur khas Nias ini dihuni sebagai mana layaknya kompleks perumahan. Ukiran batu megalitik menghias di beberapa tempat. Di perkampungan itu anda bisa menyaksikan tradisi hombo batu atau lompat batu.

Di Kecamatan Pulau-pulau Batu terdapat lokasi menyelam, terumbu karang, serta ikan- ikan hias dan pantai berpasir putih. Sisa peninggalan zaman megalitik berupa batu-batu megalit di Kecamatan Lahusa dan Gomo. Andalan wisata lainnya adalah Pantai Lagundri yang berpasir putih serta Pantai Sorake yang ombaknya menjadi sarana olahraga selancar.

Di Kecamatan Pulau-pulau Batu terdapat lokasi menyelam, terumbu karang, serta ikan- ikan hias dan pantai berpasir putih. Sisa peninggalan zaman megalitik berupa batu-batu megalit di Kecamatan Lahusa dan Gomo. Andalan wisata lainnya adalah Pantai Lagundri yang berMeski beberapa kali diadakan lomba berselancar tingkat internasional di Pantai Sorake, lokasi ini tidak tertata rapi. Sepanjang pantai Lagundri dan Pantai Sorake terdapat penginapan murah meriah dengan sewa penginapan sekitar Rp 20.000 per malam.

Untuk mempermudah akses ke wilayah ini, sedang diupayakan membangun lapangan terbang. Salah satu dari tiga wilayah yaitu Kecamatan Teluk Dalam, Lahusa, dan Amandraya menjadi pilihan pembangunan bandar udara yang membutuhkan lahan seluas 200 hektar tersebut.pasir putih serta Pantai Sorake yang ombaknya menjadi sarana olahraga selancar.



HOMBO BATU

Tradisi HOMBO BATU adalah budaya Nias, untuk menentukan apakah seorang pemuda dapat diakui sebagai pemuda yang bisa memimpin atau pemuda yang dewasa dan bisa menjadi contoh bagi generasi berikutnya. Jika Bisa Hombo Batu, Pemuda Nias baru bisa diakui sebagai pemuda Pemberani dan sudah memenuhi syarat untuk ikut berperang, apabila dapat melompati sebuah tumpukan batu yang dibuat sedemikian rupa yang tingginya mencapai dua meter lebih. Sebelum melakukan Hombo Batu, pemuda harus mengikuti ritual khusus. Sambil mengenakan pakaian adat yang gagah,dengan semangatnya Pemuda Nias berlari dengan menginjak batu penopang kecil terlebih dahulu untuk dapat melewati bangunan batu yang tinggi tersebut.



inilah teman-teman saya diperantauan



0 komentar :

Posting Komentar